24 HOUR – Komitmen terhadap kontribusi ekonomi kreatif dan pariwisata telah dibuktikan oleh PT Jazz Gunung Indonesia (JGI). Di tahun 2020 dan 2021 secara berturut-turut telah digelar Jazz Gunung Ijen dan Jazz Gunung Bromo sebagai rangkaian Jazz Gunung Series dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Konsistensi terus dilakukan untuk menggerakan perekonomian sektor budaya, musik, dan pariwisata di tengah-tengah situasi pandemi
“Kami yakin apa yang telah dilakukan Jazz Gunung akan berdampak pada berputarnya roda perekonomian tiap wilayah diselenggarakannya Jazz Gunung nanti. Tahun ini penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo akan memasuki tahun ke-14 dan tahun depan akan mulai digelar di berbagai wilayah gunung lainnya,” ungkap founder PT Jazz Gunung Indonesia (JGI) dan ketua Gerakan Pakai Masker, Sigit Pramono dalam Press Conference yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, Selasa (5/7).
Di dalam kesempatan yang lain, Sigit Pramono juga memberikan penghargaan kepada adik mendiang Glenn Fredly, Juiza Patty. Penghargaan yang diberikan berupa trofi berbentuk replika patung Jazz Gunung Bromo. “Kami berterima kasih kepada mas Glenn Fredly (telah mewarnai dunia musik tanah air). Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” kata Sigit Pramono didampingi Butet Kartaredjasa usai menyerahkan trofi.
Juiza Patty menyampaikan terima kasih mendiang Glenn Fredly masih mendapat penghargaan. Dia pun berharap perjuangan dan apa yang telah ditinggalkan musisi yang meninggal pada 2020 silam dapat dilanjutkan. “Penghargaan ini kita dipersembahkan kepada istri anak dan anaknya, Mutia Ayu dan Gewa di rumah. Dengan penghargaan ini semoga kita bisa melanjutkan legacy yang ditinggalkan bung Glenn,” tuturnya.
PT Jazz Gunung Indonesia (JGI) akan memulai dengan Jazz Gunung Bromo 2022 di amfiteater Jiwa Jawa Resort, Probolinggo, Jawa Timur dari tanggal 22-23 Juli 2022 mendatang dengan kapasitas 2000 penonton namun tetap dengan prokes sesuai aturan yang berlaku.
View this post on Instagram
Sejumlah penampil telah dipersiapkan diantaranya Blue Fire Project feat. Achmad Albar dan Ian Antono, Pusakata, Duo Weeger, Irsa Destiwi & Nesia Ardi, SweetSwingNoff, Ring of Fire Project feat. Jogja Hiphop Foundation, Andien, Gilang Ramadhan Komodo Project, Andre Dinuth, dan Aditya Ong.
Untuk penjualan tiket bisa didapatkan melalui website https://www.jazzgunung.comhttps://www.jazzgunung.com dengan tarif 1 hari di kelas Tribune Rp500.000, VIP Rp750.000, dan VVIP Rp1.250.000. Sementara untuk tarif 2 hari/terusan Tribune Rp800.000, VIP Rp1.200.000, dan VVIP Rp2.000.000.
Jazz Gunung memang memiliki spirit yang begitu mendalam untuk menyajikan musik jazz dengan warna Indonesia. Salah satu penggagasnya, almarhum Djaduk Ferianto yang menanamkan nilai ini, “saudara saya itu bukan meninggal atau mati, bagi saya dia gugur dalam perjalanan menemukan musik Indonesia salah satunya lewat Jazz Gunung,” ujar Butet Kartaredjasa dalam acara yang sama.
Antusias yang ditunjukkan para pengisi acara serta penonton menyambut kembalinya digelar konser dan dihadiri dengan kapasitas 100% serta banyaknya festival musik yang sudah diselenggarakan menjadi motivasi agar rangkaian Jazz Gunung Series bisa kembali diselenggarakan diawali tahun ini sampai dengan tahun mendatang.
“Rangkaian Jazz Gunung Series adalah jawaban atas bangkitnya industri ekonomi kreatif dan pariwisata karena dapat melibatkan para stakeholder di bidang seni dan budaya serta memberikan dampak sosial dan ekonomi yang nyata, untuk itu BCA senantiasa mendukung program ini sejak beberapa tahun lalu,” ungkap direktur BCA, Antonius Widodo.
Discussion about this post