BLOK-A – Usai musisi Bintang Indrianto dan Audiensi Band menampilkan permainan musik mereka, kini tiba sesi talkshow bersama para penggagas Jazz Gunung dan Gerakan Pakai Masker, yaitu Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa, dan Andy F. Noya.
Andy F. Noya yang merupakan jurnalis senior dalam sesi talkshow-nya turut memuji gelaran Jazz Gunung. Menurutnya, Jazz Gunung bukan sekadar pertunjukan musik.
“Jazz Gunung sekarang nggak hanya pagelaran musik, dalam hal ini jazz. Tapi sudah menjadi pertunjukan multi-dimensi, di mana Jazz Gunung mampu menjangkau sektor pariwisata, karena digelar di beberapa destinasi wisata kebanggaan Indonesia. Seperti Bromo, Ijen, dan nantinya Jazz Gunung akan hadir di Burangrang dan juga Toba,” ucapnya dalam siaran langsung Jazz Gunung Virtual Concert, Jumat (25/9).
Andy pun juga menuturkan bahwa musik jazz yang identik dengan stereotipe “musik eksklusif”, tidak ada dalam Jazz Gunung. Hal itu dibuktikan dengan karya-karya Didi Kempot, yang notabene bergenre campursari, bisa dikemas dengan gubahan berbeda, dan sangat diapresiasi oleh penonton.
“Almarhum Didi Kempot bilang ke saya waktu itu, kalau dia nggak nyangka lagu-lagu campursarinya disambut hangat sama penonton,” tukasnya.
Didi Kempot memang menjadi penampil dalam Jazz Gunung Bromo 2019 lalu. Kemudian dalam Jazz Gunung Ijen 2019 pula, mendiang Djaduk Ferianto bersama Ring of Fire Project saat itu menampilkan repertoir lagu-lagu pelantun “Stasiun Balapan” tersebut.
Lahir bulan Juni. Netflix & K-Pop Enthusiast.
Discussion about this post