24 HOUR – Hari pertama Jazz Gunung Bromo 2023 dibuka dengan menegaskan acara etnik lokal. Hal ini dibuktikan dengan penampilan Salma Salsabil dan pembukaan Pasar Batik Bromo, Jumat 21 Juli 2023. Pelaksanaan Pasar Batik Bromo sebagai bagian aktivitas Jazz Gunung Bromo 2023 menjadi pembeda dari acara-acara sebelumnya.
“Pasar Batik Bromo ini harapannya bisa jadi pilihan destinasi baru orang ke Bromo dalam rangkaian acara Jazz Gunung Bromo 2023. Nantinya, wisatawan berkunjung ke Bromo tidak hanya melihat matahari terbit, tapi bisa berkunjung ke pasar batik dan juga menonton musik. Sehingga, orang berkunjung tidak hanya dalam waktu semalam saja,” pungkas Sigit Pramono selaku Founder Jazz Gunung Indonesia.
Penampilan Salma Salsabil yang sangat meriah dengan antusias para fans. Salma sebagai musisi asli Probolinggo sangat dinanti dalam perhelatan Jazz Gunung Bromo 2023. Terlihat dari atas tribune para fans membawa spanduk bertuliskan “We Love Salma – Probolinggo” sebagai bentuk kecintaan fans terhadap Salma.
Antusias penonton semakin meriah saat Salma membawakan lagu ‘Rungkad’ milik Happy Asmara. Saat lagu ‘Rungkad’ dibawakan oleh Salma sontak para penonton dari yang sebagian besar berasal dari Probolinggo, Malang, Surabaya, Jakarta, dan Medan ikut berdiri untuk ikut bernyanyi bersama.
Disusul oleh penampilan Deredia yang memberi warna nostalgia musik era 50-an. Penampilan interaktifnya sukses menyajikan 11 lagu.
Jelang sore hari suasana mulai dingin namun penampilan Mus Mujiono menghangatkan panggung Amfiteater Jiwa Jawa Bromo. Musisi jazz senior asal Surabaya ini mengajak para penonton menyanyikan lagu ‘Tanda-Tanda’ dan ‘Puncak Asmara’. Lagu-lagu 90-an ini seakan mengajak para penonton bernostalgia dan bernyanyi bersama di venue acara.
Jazzer asal Belanda, Henk Kraaijeveld Quartet yang mengenakan setelan jas hijau tosca ini unjuk kebolehan kualitas vokalnya. Ia bercerita tentang Saidjah dan Adinda, sebuah karya Douwes Dekker dalam buku Max Havelaar yang diangkat dalam sebuah lagu berjudul ‘Saidjah’s Song’. “Siapa yang pernah patah hati?” Tanya Henk ke penonton disambut riuh. “Lagu ini untuk kalian, kalau tahu ayo nyanyi bareng.” Intro lantas menyusul dan kemudian ia nyanyikan “Kala surya tenggelam…” sambil disambut tepuk tangan riuh dan sing along.
Sebuah penampilan spesial menyusul setelah Henk. Mereka adalah Blue Fire Project by Bintang Indrianto feat. Atiek CB. Perpaduan komposisi musik dari Bintang Indrianto dengan alat musik tradisi Banyuwangi dan berkolaborasi dengan suara rock khas milik Atiek CB begitu menawan.
Ia yang tampil dengan kostum berwarna cerah menggambarkan penampilan dan kualitas vokalnya yang masih sangat prima. membuat penampilan ini semakin kaya. Kolaborasi ini berhasil membawakan lagu-lagu yang ngetop di era 80-an seperti ‘Optimis’ dan ‘Terserah Boy’. Sungguh sajian yang sangat sarat nostalgia dengan warna musik eksotis di gelaran Jazz Gunung Bromo 2023 hari pertama.
Malam semakin larut namun suasana tetap hangat ketika musisi jazz muda Ardhito Pramono bernyanyi bersama Margie Segers, diva jazz lawas era 70-an. Meski datang dari generasi yang berbeda, keduanya serasi menyanyikan tembang lagu Margie berjudul ‘Kata Hatiku’.
Bagi Ardhito, musik jazz adalah rumah untuk dirinya. “Saya sangat merindukan musik-musik jazz yang sarat unsur tradisionalnya seperti yang dibawakan Guruh Gipsy pada eranya,” ungkap Ardhito usai tampil.
Credit Foto : Dokumentasi Jazz Gunung Indonesia
Discussion about this post