Bromo, sebagai salah satu tujuan utama wisata di Indonesia, merupakan tempat yang unik dengan gunung berapi yang masih aktif dan lautan pasir yang terhampar di kaldera. Namun para pelancong kebanyakan hanya bermalam untuk melihat matahari terbit lalu meninggalkan Bromo di pagi hari. Jazz Gunung diharapkan dapat menambah alasan pelancong untuk mengeksplor kawasan Bromo serta memberi tetesan ekonomi yang bermanfaat kepada masyarakat Tengger dengan mendatangkan ribuan penikmat jazz dan pecinta alam.
Seperti esensi tradisi sedekah bumi yang sudah berjalan turun-temurun di masyarakat Indonesia, Jazz Gunung tidak hanya mengambil dari alam tapi memberikan kembali dan mendoakan bumi beserta seluruh isinya lewat “Sedekah Bumi Lewat Bebunyi.” Kelestarian alam tergantung bagaimana manusia menjaga harmoni dan menjaga bumi. Jazz Gunung mengingatkan kita kembali mengenai keharmonisan yang manusia miliki dengan alam.
Jazz Gunung pertama kali diadakan di tahun 2009 yang digagas oleh Sigit Pramono, seorang bankir dan fotografer pecinta Bromo bersama Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto, dua orang seniman serba bisa. BCA yang sejak awal telah mendukung Jazz Gunung kembali memberikan dukungannya tahun ini. Kemenparekraf turut memberikan dukungannya dengan menjadikan Jazz Gunung sebagai program resmi pariwisata nasional. Selain itu dukungan juga didapat dari Garuda Indonesia, Paperina, Jade Indopratama, Java Banana Bromo dan Volkano Apparel.
Perhelatan Jazz Gunung 2014 akan dimulai dari pukul 14.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB bertempat di Panggung Terbuka Java Banana Bromo, Probolinggo, Jawa Timur. Di hari pertama akan tampil Ligro Trio, Monita Tahalea & The Nightingales, The Overtunes dan Bintang Indrianto Trio. Dan di hari kedua yang akan tampil adalah ESQI:EF Syaharani & Queenfireworks, Nita Aartsen Quatro featuring Yeppy Romero, Indro Hardjodikoro & The Fingers dan Jazz Ngisoringin. Kelompok Ring of Fire Project yang dikomandoi oleh Djaduk Ferianto akan tampil di kedua hari dan mereka akan berkolaborasi dengan Nicole Johänntgen seorang pemain saksofon dari Jerman.
Konsisten dengan salah satu tujuan Jazz Gunung untuk meningkatkan apresiasi terhadap kebudayaan dan kesenian setempat, Jazz Gunung di tahun ini mengundang Sanggar Genjah Arum yang akan menampilkan musik dan tarian khas Banyuwangi untuk membuka Jazz Gunung di hari pertama dan hari kedua.
Selain pertunjukan musik, Jazz Gunung selalu menampilkan pameran seni yang pada kali ini bertajuk “Patung dan Gambar di Lereng Gunung Bromo.” Dolorosa Sinaga bersama beberapa seniman yang tergabung di dalam studio “Somalaing Art” akan memamerkan karya-karya mereka di Java Banana Art Gallery. Karya-karya seni tersebut diharapkan dapat merangsang minat anak-anak Tengger dan sekitarnya untuk menuangkan keindahan alam Bromo dalam karya seni.
Sampai jumpa di Jazz Gunung 2014!