News

Indra Lesmana Keytar Trio bakal manggung di Jazz Gunung 2017

Jazz Gunung merupakan pertunjukan musik bertaraf internasional yang menampilkan harmonisasi antara musik jazz dan etnik. Jazz Gunung Bromo menawarkan suasana magis perpaduan alam yang indah, musik yang bergelora dan kehangatan interaksi antara musisi dan penonton yang membuat Jazz Gunung Bromo selalu ditunggu dan dipadati penikmat musik setiap tahunnya. 

Setelah sukses diadakan di tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, 2016 maka di tahun 2017 Jazz Gunung akan kembali digelar. Jazz Gunung 2017 akan dilaksanakan pada tanggal 18-19 Agustus 2017 di Panggung Terbuka Jiwa Jawa Resort Bromo Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Alam Bromo dan Pegunungan Tengger dengan segenap warga dan tradisi di sekitarnya menjadi spirit utama yang menaungi pemusik dan pengunjung. Mereka menjadi bagian totalitas jazz dan alam menjadi orkestra indah. 

Dan kali ini salah satu yang menjadi wishlist performer di Jazz Gunung 2017 adalah Indra Lesmana, dia adalah sosok musisi jazz berbakat dari indonesia yang tergolong musisi produktif dengan segudang karya dan prestasi. Indra Lesmana memiliki bakat musik dari orang tuanya. Dia merupakan anak dari tokoh jazz Indonesia, Jack Lesmana dan penyanyi senior Indonesia di tahun 60-an Nien Lesmana. Karier Indra dalam dunia musik dimulai saat usianya baru 10 tahun.

 

 

Pada saat itu Indra Lesmana tampil bersama ayahnya di Bandung pada bulan Maret 1976 dengan instrumen keyboards. Dua bulan kemudian, bertempat di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indra bermain keyboards dalam sebuah konser jazz yang melibatkan musisi senior seperti Jack Lesmana, Benny Likumahuwa, dan penyanyi Broery Marantika.

Karier musik Indra terus tumbuh, tahun 1978, Indra mulai merekam dan merilis album pertamanya ‘Ayahku Sahabatku’. Sejak awal, gaya bermusik Indra telah banyak dipengaruhi oleh gaya John Coltrane, Miles Davis, Mc Coy Tyner dan Charlie Parker, yang dipelajarinya melalui rekaman mereka.

Pada tahun 1978, Indra bersama ayahnya berkesempatan pergi ke Australia untuk tampil dalam pekan budaya ASEAN Trade Fair. Atas saran ayahnya, Indra mencoba untuk mengikuti ujian masuk di Conservatorium of Music dan akhirnya diterima. Indra Lesmana mendapatkan beasiswa penuh untuk sekolah di New South Wales Conservatory School of Music di Sydney. Tak hanya itu, Kementrian luar negeri Australia pun memberikan izin menetap bagi Indra dan keluarganya.

Di negeri Kanguru itu karier musiknya berkembang bersama dengan musisi Australia terutama bersama kelompok musik jazz kenamaan, seperti the Basement dan Soup Plus. Indra juga berpartisipasi dalam Manly Jazz Festival setiap tahunnya sampai tahun 1985. Selain itu, Indra juga bertemu musisi jazz tingkat dunia, seperti Chick Corea, Dizzy Gillespie, Mark Murphy, David Baker, dan Terumasa Hino dan beruntung bisa berbagi pengalaman bersama mereka.

Bersama ayahnya, Indra membentuk band bernama Jack and Indra Lesmana Quartet bersama Karim Suweileh dan James Morrison. Mereka merilis album “ Children of Fantasy “ tahun 1981 saat berkunjung ke Indonesia. Saat kembali ke Australia, Indra membentuk band yang beraliran latin-jazz-fusion bersama Jack Lesmana, Steve Brien, Dale Barlow, Tony Thijssen and Harry Rivers. Band ini mengunjungi Indonesia bulan Agustus 1982 dan melakukan tur di 13 kota.

Indra mengembangkan gaya jazz-fusion-nya dengan membentuk band baru. Bersama Steve Hunter, Andy Evans, Ken James, Vince Genova, dan Carlinhos Gonzalves, Indra membentuk "Nebula" tahun 1982. Dalam album pertama mereka bertajuk "No Standing" terdapat 4 karya original Indra (No Standing, The First, Sleeping Beauty, ‘Tis time to part) dan ciptaan Steve Hunter, Samba for ET. Tahun 1983, Indra bergabung dengan Sandy Evans, Tony Buck dan Steve Elphick membentuk band beraliran jazz modern "Women and Children First". Album perdana mereka direkam tahun 1983.

Bakat bermusik Indra tercium oleh industri jazz Amerika. Zebra Records, perusahaan rekaman cabang dari MCA Records, menyatakan keinginan mereka untuk merilis album "No Standing" sebagai album solo Indra Lesmana. Kesepakatan tercapai tahun 1984 dan album tersebut dirilis di Amerika Serikat. Indra pindah ke Amerika Serikat tahun 1985.

Indra pun membuat rekaman di Mad Hatter Studio dengan Vinnie Colaiuta, Michael Landau, Jimmy Haslip, Airto Moreira, Charlie Hadden, Bobby Shew, dan Tooty Heath untuk albumnya yang bertajuk "For Earth and Heaven". Album tersebut di rilis tahun 1986 dan menjadi album internasionalnya yang kedua bersama Zebra Records. Kedua singlenya, "No Standing" (dari album "No Standing) dan "Stephanie" (dari album For Earth and Heaven) berhasil menduduki Billboard Charts untuk Jazz dan nomor satu di charts radio di Amerika Serikat.

Tak hanya dengan musisi jazz dunia, Indra pun seringkali berkolaborasi dengan musisi jazz tanah air. Sebut saja Gilang Ramadhan yang telah beberapa kali membuat kelompok musik dan album bersama, diantaranya mereka tergabung dalam PIG (bersama Pra Budi Dharma}, Java Jazz (bersama Mates, Donny Suhendra dan Embong Rahardjo).

Indra menjadi ikon jazz Indonesia dan menjadi musisi paling aktif dengan lebih dari 200 komposisi original, dan hampir 50 album, dengan 18 album solonya. Selain itu, Indra pun memproduseri beberapa album artis kenamaan tanah air, seperti Titi DJ (album Ekspresi), Sophia Latjuba (album Hanya Untukmu, Tiada Kata), Ermy Kulit (album Saat yang Terindah). 

Di Pagelaran Jazz Gunung ini Pengunjung akan mendapatkan pengalaman yang berkesan dari sebuah pagelaran musik. Memori dan pengalaman visual alam itu akan menjadi penyadaran agar kita dapat lebih mencintai alam, memelihara dan menjaga Bromo. Sehingga langkah-langkah tersebut akan mengundang lebih banyak orang untuk datang ke Bromo dan kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru.

Jadi buruan segera pesan TIKET dan AKOMODASI Jazz Gunung 2017 di http://tiket.jazzgunung.com/

Sampai jumpa di Jazz Gunung 2017 !

BLOG COMMENTS POWERED BY DISQUS