BLOK-A Untuk kesembilan kalinya, ajang musik di alam terbuka, Jazz Gunung Bromo, kembali di helat pada 18 dan 19 Agustus 2017.
Festival musik jazz ini memang cukup berbeda dari yang lainnya, karena festival ini diadakan di tempat terbuka gunung bromo, dengan ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut sehingga mengakibatkan suhu di sana menjadi sangat rendah.
Ketika beranjak malam hawanya bisa menjadi sangat dingin, bahkan bisa di bawah 10 derajat celcius.
Pagelaran Jazz Gunung ini sengaja dihelat pada bulan Agustus hanya selisih sehari karena sekaligus untuk merayakan kemerdekaan Indonesia di puncak Gunung Bromo. Jadi, di puncak gunung sambil berjazz ria,” tutur Sigit menambahkan.
Diharapkan Jazz Gunung Bromo ini tidak hanya dihadiri oleh para pecinta musik jazz saja. Melainkan, bisa merangkul segala penikmat musik.
“Harapannya semoga ini bisa jadi bagian dari kebutuhan masyarakat siapapun mereka, jadi bukan hanya pecinta jazz saja,” kata Sigit.
Perhelatan musik ini diprediksi akan dipadati oleh ribuan orang. Selama dua hari, penikmat musik akan menampilkan musisi internasional dan nasional kenamaan tanah air yang sudah tidak asing bagi penggemar musik jazz seperti :
– Paul McCandles with Charged Particles (Amerika Serikat)
– Monita Tahalea
– Dewa Budjana
– Glenn Fredly feat. Ruth Sahanaya
– Sri Hanuraga Trio & Dira Sugandi
– Ring of Fire Project
– Indra Lesmana Keytar Trio
– Maliq & D’essential
Jazz Gunung diharapkan dapat dijadikan sebagai gerbang hati bagi kebebasan jiwa, di alam yang dengan kearifannya yang telah menjadi simbol budaya asli di nusantara. Kehadiran Jazz Gunung diharapkan dapat menjadi kekuatan yang mampu mendorong dialog kemanusiaan yang memperkaya peradaban Indonesia dan perdamaian yang melalui musik sebagai pemersatu.
Discussion about this post